Banten – Muhammad Yani, pemuda asal Cibaliung, Pandeglang, Banten, membuktikan bahwa mimpi besar bisa terwujud meski berawal dari kesederhanaan. Anak seorang penjual nasi goreng pinggir jalan ini resmi diterima di salah satu universitas paling bergengsi di dunia, Harvard University, Amerika Serikat.
Melalui akun Instagram pribadinya @muhammadyani070901, Yani membagikan kisah perjuangannya. Ia pernah merasakan tidur di jalan selama 10 hari karena tidak sanggup membayar kontrakan. Namun kegigihannya dalam belajar dan semangat yang tak pernah padam, kini membawanya meraih beasiswa untuk program Human Development and Education di Harvard.
“Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas. Saya ingin membuktikan bahwa garis takdir bisa diubah, bahwa anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia,” ungkap Yani, dalam salah satu unggahannya.
Perjalanan Yani tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami penolakan dari Columbia University pada tahun 2023. Namun alih-alih menyerah, ia menjadikan kegagalan itu sebagai bahan bakar untuk terus maju hingga akhirnya diterima oleh Harvard.
Kisah inspiratif ini menjadi bukti nyata bahwa mimpi, kerja keras, dan ketekunan dapat membuka jalan menuju masa depan yang gemilang. Keberhasilan Muhammad Yani kini menjadi harapan baru bagi banyak anak muda Indonesia, khususnya dari pelosok daerah, bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi jika kita berani memperjuangkannya.