Kolom Pakar
Kawendra Lukistian – Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs)
Indonesia kembali mencatatkan sejarah baru dalam dunia perfilman melalui karya anak bangsa, film animasi Jumbo. Dengan lebih dari 1 juta penonton dalam pekan pertama, film ini bukan hanya sukses secara komersial, tapi juga menjadi film animasi terlaris sepanjang masa di Indonesia.
Namun, capaian ini lebih dari sekadar angka. Ini adalah cermin dari potensi besar ekonomi kreatif Indonesia, serta bukti bahwa karya lokal mampu bersaing secara global ketika dikerjakan dengan kolaborasi yang kuat, semangat inovatif, dan dukungan yang tepat. Film Jumbo melibatkan lebih dari 420 kreator lokal, sebuah kolaborasi masif yang menjadi tolok ukur baru dalam produksi animasi nasional.
Sebagai Ketua Umum Gekrafs, saya melihat keberhasilan ini sebagai tonggak penting yang menunjukkan bahwa ekonomi kreatif adalah masa depan Indonesia. Kita memiliki sumber daya manusia yang melimpah, kekayaan budaya yang tak tertandingi, serta daya imajinasi yang luar biasa. Maka, sudah waktunya kita mengambil lompatan besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban ekonomi kreatif dunia.
Di Gekrafs, kami terus mendorong agar ekonomi kreatif menjadi pilar utama pembangunan nasional. Salah satu upaya nyata kami adalah mengusulkan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) yang diperingati setiap 24 Oktober. Ini bukan sekadar simbolisasi, tapi sebuah panggilan untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi pelaku kreatif di seluruh pelosok negeri.
Dukungan terhadap karya kreatif lokal harus menjadi gerakan bersama. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI dan Ketua Dewan Penasihat Gekrafs, Sufmi Dasco Ahmad, film seperti Jumbo adalah indikator kuat bahwa kita perlu memberikan ruang lebih luas bagi industri animasi dan sektor kreatif lainnya.
Lebih membanggakan lagi, Jumbo akan tayang di 17 negara mulai Juni 2025. Ini menegaskan bahwa pasar global pun membuka pintu untuk karya kreatif Indonesia. Jika terus kita rawat dan dorong, bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia menjadi eksportir utama konten kreatif dunia.
Melalui Gekrafs, kami terus mengupayakan pembangunan ekosistem yang kondusif, inklusif, dan berkelanjutan bagi para pelaku industri kreatif. Kami percaya bahwa ketika budaya, teknologi, dan talenta lokal bersatu, tidak ada yang tidak mungkin bagi Indonesia.
Karena pada akhirnya, ekonomi kreatif bukan hanya soal hiburan atau seni semata, tapi tentang identitas, peradaban, dan masa depan bangsa.
Kami optimistis, ekonomi kreatif adalah masa depan Indonesia. Sudah waktunya kita melakukan lompatan besar agar Indonesia benar-benar menjadi poros ekonomi kreatif global.
Tentang GEKRAFS
Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) merupakan organisasi profesi yang berfokus pada penguatan dan pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Melalui berbagai program yang mengutamakan nilai budaya serta keragaman seni, GEKRAFS berupaya menciptakan ekosistem kondusif bagi para pelaku industri kreatif agar dapat berinovasi, berkembang, dan bersaing di pasar global. Sebagai mitra strategis pemerintah, GEKRAFS juga berperan dalam menjaga warisan budaya yang menjadi inspirasi utama industri kreatif Tanah Air. Saat ini, GEKRAFS memiliki lebih dari 38.000 anggota yang tersebar di 32 DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) provinsi, 240 DPC (Dewan Pimpinan Cabang), serta tujuh perwakilan di luar negeri, yakni di Prancis, Belgia, Inggris, Belanda, Jerman, dan Singapura.
Informasi Media
Untuk informasi lebih lanjut, wawancara, atau permintaan data pendukung, silakan menghubungi:
Mohamad Amin Ahlun Nazar
Ketua Bidang Kerjasama, Pemasaran dan Media
+62 811-1916-7121